Aby Muhammad Zamri : ISLAM – A COMPREHENSIVE WAY OF LIFE

Artikel

Selama agama hanya mereka laksanakan sebatas RITUAL, maka jangan harap mereka mampu mengadakan PERUBAHAN dalam hidupnya. Karena itu, mereka tak akan bisa MEMBAWA bangsa ini KELUAR dari KRISIS. Pasalnya, mereka tidak dapat memanfaatkan secara optimal tiga KEKUATAN yang mereka miliki yakni, SPIRITUAL, EMOSIONAL, dan INTELEKTUAL dalam diri mereka sesuai misi dan visi penciptaan meraka.

Itulah sebabnya, kenapa Umat Islam di Indonesia yang ada saat ini BELUM MAMPU meningkatkan Kualitas Hidup Umat, apalagi untuk merebut kekuasaan di Legislatif maupun Eksekutif. Umumnya mereka terdidik dengan ajaran Islam yang hanya bersifat ritual. Lihat bagaimana mereka melaksanakan sholat baru sebatas mengetahui gerakan dan bacaannya saja tanpa MEMAHAMI dan MENGHAYATI mengenai makna dari setiap gerakan dan bacaan yang terkandung di dalamnya. Sehingga Shalat mereka belum mencegah mereka dari perbuatan keji dan mungkar (KORUPSI).

Bagaimana kita dapat menjadi muslim yang berkualitas dan bagaimana negara ini akan benar jika kita untuk menjadi umat dan mahkluk yang sebenarnya diinginkan Allah saja kita tidak mau atau memang kita memang BELUM TAHU..?

Padahal, Islam bukanlah sekedar sebagai agama yang mengatur aktivitas ritual belaka. “Islam – A Comprehensive Way of Life”, memiliki sistem kehidupan yang sempurna mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam pakaian, makanan, muamalah, ukhuwah dan akhlaq.

Karena itu, marilah kita MENEPI sejenak untuk I’TIKAF. Selam I’tikaf kita dapat melakukan INTROSPEKSI, muhasabah dan kontemplasi dalam upaya kita menata ulang PEMAHAMAN kita terhadap Islam. Untuk itu, kita perlu meminta BIMBINGAN seorang Guru Mursyid, pembimbing rohani, yang bukan saja mengajarkan anda tapi juga membimbing anda agar sampai kehadirat-Nya. Sehingga Anda bisa Menjadi Manusia yang selalu MENYATU dalam IRADAT (Kehendak) dan QUDRAT- NYA (Kuasa-Nya).

Ibnu Qayyim berkata : “I’tikaf disyariatkan dengan tujuan agar hati beri’tikaf dan bersimpuh di hadapan Allah, berkhalwat dengan-Nya, serta memutuskan hubungan sementara dengan sesama makhluk dan berkonsentrasi sepenuhnya kepada Allah.”

I’tikaf disyariatkan dalam rangka mensucikan hati dengan berkonsentrasi semaksimal mungkin dalam beribadah dan bertaqorrub kepada Allah pada waktu yang terbatas tetapi teramat tinggi nilainya. Jauh dari rutinitas kehidupan dunia, dengan berserah diri sepenuhnya kepada Sang Kholiq (Pencipta). Bermunajat sambil berdoa dan beristighfar kepada-Nya sehingga saat kembali lagi dalam aktivitas keseharian dapat dijalani secara lebih berkualitas dan berarti.

Spread the love