Syekh sulaiman arrasuli dikenal dikalangan kita dengan ulama pejuang sekaligus pejuang ulama,beliau lebih akrab dipanggil dengan Inyiak Canduang, seorang ulama yang sangat gigih mempertahankan akidah ahlus sunnah wal jamaah dan fiqih syafiiyyah di tengah-tengah masyarakat Minangkabau khususnya dan Indonesia umumnya…
Namun beliau juga seorang ulama yang sangat memperhatikan toleransi dan menjaga persatuan umat agar terhindar dari perpecahan. Buktinya adalah seperti yang ditulis didalam buku “Syekh Sulaiman Arrasuli” Profil Ulama Pejuang 1871-1970 oleh Drs H. Yusran Ilyas diceritakan bahwa dulu pernah terjadi dialog antara inyiak canduang sebagai kaum tua dengan inyiak De-er selaku kaum muda :
Inyiak De-er : Semua kejadian tempo doeloe, kita sebagai ulama tertua dari kedua golongan merasa bertanggung jawab.
Inyiak canduang : Benar tuan! Saya juga merasa demikian
Inyiak De-er : Lalu bagaimana timbangan tuan syekh untuk menanggulangi nya?
Inyiak canduang : Kalau tuan syekh memang telah satu tekad bisa saja
Inyiak De-er : Bagaimana caranya?
Inyiak Canduang :Mari kita Berjanji akan menyiarkan dimana saja, kapan saja, bahwa masalah2 khilafiyah tetap khilafiyah, bukan bid’ah. Dan bertaqlid kepada salah satu mazhab yang empat adalah jalan mutlak bagi orang yang bukan mujtahid. Kalau sempat kita seiring, hendaklah seiring kemana-mana dan umat akan kembali bersatu.
sumber : Postingan FB Abdul Kamil al Minangkabawi