RITVone,Jakarta Divisi Penelitian dan Pengembangan (LITBANG) Ikatan Mahasiswa Tarbiyah Islamiyah (IMTI) sukses mengadakan Diskusi Publik yang membahas terkait Surau dengan tema : “Menelusuri Akar dan Jejaring Keilmuan Urang Siak di Minangkabau.”
Kegiatan ke-dua Litbang IMTI ini diadakan pada tanggal 26 April 2019 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) kampus II UIN Jakarta. Dipelataran FISIP tanpa dinding, acara tetap terselenggara walaupun sedang dilanda hujan deras.
Tak tanggung-tanggung, pemateri yang diundang adalah Muhammad Daud, S.Hum., beliau adalah seorang ahli Filologi yang berasal dari Palembang, sekarang dia sedang menggarap Tesis S2-nya di Pasca Sarjana UIN Jakarta. Beliau juga aktivis di komunitas Filologi Ciputat dan Pemerhati Pemuda Tarbiyah Palembang.
Berdasarkan keterangan dari Ketua Bidang Litbang IMTI Jabodetabek, Rahmat Ilahi, beliau diundang sebagai pemateri karena keahlian dan pengetahuan nya tentang tarbiyah terbilang mumpuni.
“Kami bertemu dengan Bang Daud beberapa hari sebelumnya, setelah bercerita banyak hal, kami terkesima dengan ketertarikan dan pengetahuan-nya tentang Tarbiyah. Maka dari itu kami berinisiatif mengundang beliau sebagai pembicara”
Kegiatan Litbang kali ini dihadiri oleh belasan orang dengan berbagai latar belakang, mulai dari beberapa orang pengurus, anggota IMTI sendiri dan beberapa orang dari luar IMTI.
Respon Positif Peserta
Peserta yang hadir menyambut positif diskusi publik ini, mereka merespon dengan sangat antusias. Misalnya, M. Hidayatullah, Lc selaku Ketua IMTI, berpendapat bahwa kegiatan Litbang kali ini dinilai bagus dan terkonsep secara matang. Dia menambahkan, inilah pentingnya bagi anak muda tarbiyah mengenal seluk beluk khazanah keilmuan sendiri apalagi pengetahuan ini banyak bersumber dari surau. Surau juga telah banyak menghasilkan ulama-ulama dan tokoh-tokoh nasional, maka dari itu hal ini perlu kita dalami.
“Untuk kegiatan Litbang kali ini sudah bagus dan terkonsep secara matang. Untuk isi diskusinya, saya pikir sangat menarik karena mengenal sejarah khazanah keilmuan itu sangat penting. Di Sumatra banyak karya-karya ulama-ulama kita yang perlu kita gali dan kembangkan kembali karena pada abad-abad sebelumnya, ranah Minangkabau sangat kaya dengan khazanah keilmuan Islam, pada masa itu surau telah banyak menghasilkan ulama-ulama dan tokoh-tokoh nasional.”
Hal serupa disampaikan oleh Firdaus Ramadhani atau yang biasa disapa Daus, alumni MTI Jaho sekaligus pengurus IMTI, menyatakan bahwa dia sangat senang dengan terselenggaranya kegiatan ini, ia menilai banyak hal yang luput dari pengamatan kita dan banyak hal yang perlu dipelajari terkait surau.
“Kegiatan Litbang ini sangat keren dan menginspirasi, terutama karena sekarang kita sudah banyak mengaggap sepele keberadaan surau, padahal disini banyak ilmu yang bisa digali dan dipelajari, ditambah lagi sosok mahasiswa minang sangat membutuhkan kajian-kajian seperti ini. ”
Harapan Kedepannya
Rahmat Ilahi selaku Kepala Bidang Litbang IMTI berharap diskusi publik tentang “surau” ini bisa mewadahi kebutuhan-kebutuhan mahasiswa/wi terutama ilmu tentang keberadaan madrasah-madrasah, baik sebelum ataupun sesudah madrasah itu ada.
“Saya berharap diskusi ini bisa memberikan ruang kepada kawan-kawan semuanya, ruang untuk berfikir kritis tentang keberadaan surau. Pentingnya lagi, surau ini punya relasi yang kuat dengan keberadaan institusi pendidikan kita.”
Muhammad Daud selaku pemateri juga sangat bersyukur sekali karena sudah diajak bergabung. Dia menyarankan agar IMTI kedepannya selalu istiqomah mengembangkan kembali cita-cita ulama yang telah dirintis oleh tokoh-tokoh Tarbiyah dahulu, terkhusus untuk Litbang, ia mengungkapkan; memang sudah saatnya dibuat kajian-kajian khusus tentang ketarbiyahan karena selama ini orang Sumatera sendiri agak abai dengan hal ini. Beliau berharap, mudah-mudahan selanjutnya diskusi bisa lebih difokuskan kepada kiprah ulama-ulama Tarbiyah terhadap kemerdekaan Republik Indonesia kerena hal ini sangatlah penting.
Oleh: Litbang IMTI Jabodetabek