Padang – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Propinsi Sumatera Barat laksanakan silaturrahmi dengan KH.Akhmad Said Asrori Katib Aam dan KH.Muhyidin Thohir Khatib PBNU, bertema “Strategi penguatan Nahdlatul Ulama di Sumatera Barat” Senin, 19/09/22 di aula Hotel UNP Jalan Prof.Dr.Hamka, Air Tawar Padang.
Hadir pengurus PWNU Sumbar mulai dari Mustasyar, Syuriah dan Tanfidziah, utusan pengurus PCNU Kabupaten/Kota se Sumatera Barat, Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU), Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama (LWPNU), Rabitha Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU), Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU), Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU), Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU), Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBINU), Lembaga Seni Budaya Muslimin Nahdlatul Ulama (LESBUMINU), Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif Nahdlatul Ulama), Lembaga Ta’lif Wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTNNU), Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU), Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (LAKPESDAM NU), Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU), Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), Muslimat Nahdlatul Ulama, Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama (GP Ansor NU), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Perempuan Nahdlatul Ulama (IPPNU), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se Kota Padang.
Silaturahmi diawali Khutbah Rois Syuriah KH.Hendri, dilanjut sambutan dari ketua Tanfidziah KH.Ghanefri, “Alhamdulillah malam ini kita bersyukur bisa bersilaturahmi dengan KH.Akhmad Said Asrori Khatib Aam KH.Muhyidin Thohir Katib PBNU, semoga apa yang beliau sampaikan menjadi motivasi dan inspirasi demi kemajuan NU di Sumatera Barat” Harab Ghanefri.
Kh.Akhmad Said Asrori Khatib Aam PBNU menjelaskan pentingnya bagi an-nahdliyiin memahami Khosais aqidah an-nahdliyah, sesuatu yang harus diyakini, yakni aqidah islam, aqidah ahlussunah waljamaah An-Nahdliyah, dalil yang dipakai dalil naqli dan aqli.
“Karakter utama ahlussunah waljamaah An-Nahdliyah memiliki ciri-ciri, Tawassuth, Tawazun dan Tasamuh” jelas KH.Akhmad Said.
Khosais NU berikutnya, fikrah an-nahdliyah karangka berfikir dalam kerangka aqidah an-nahdliyah
Khosais amalan-amalan NU, yakni menghormati kearifan lokal, seperti melaksanakan maulid Nabi, istighatsah, shalawatan, manaqib, tawasul dan lainnya.
Walau terkadang banyak orang yang menyesatkan dan membid’ahkan warga Nahdliyyin, padahal ada 5 pemahaman bida’ah.
“Ada lima bid’ah yang harus dipahami dalam menjalani kehidupan beragama, yakni: bid’ah wajibah (bid’ah wajib), bid’ah muharramah (bid’ah yang diharamkan), bid’ah mandubah (bid’ah yang disunatkan), bid’ah makruhah (bid’ah makruh) dan bid’ah mubahah (bid’ah yang diharuskan)” tambah KH.Akhmad Said.
Harakah An-Nahdliyah, jangan bergerak sendiri-sendiri dan jangan berhenti berharakah, agar gerakan masif maka lakukan hari untuk NU, dalam kesibukkan sisihkan waktu untuk NU.
Tarbiyah An-Nahdliyah, NU harus memiliki pendidikan NU agar pengembangan pemahaman NU semakin nyata, “Khosais -khasais ini menjadi karakter NU bagi an-nahdliyah” tutup KH.Akhmad Said.
Sesi berikutnya dilanjutkan diskusi yang dipandu Sekretaris PWNU Sumbar Tan Gus, KH. Muhyidin Thohir (Katib PBNU) memaparkan Penguatan organisasi, “penguatan organisasi tidak terlepas Struktur NU, Lembaga NU, Badan Otonom NU, kemudian berbicara tentang program agar organisasi berjalan maksimal”
Lebih lanjut KH.Muhyidin Thohir menjelaskan, “Keputusan mengenai peraturan pengkaderan adalah dengan penataan ulang kaderisasi NU yang sebelumnya terdiri dari Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) dan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU). PBNU melakukan penyempurnaan dengan penjenjangan kaderisasi menjadi tiga tingkat. Pengaderan yang lebih tertata di bagian dari konsolidasi organisasi”.
“Pengaderan tingkat pertama disebut PD-PKPNU atau Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama. Tingkat kedua adalah PKMNU atau Pendidikan Kader Menengah Nahdlatul Ulama. Ketiga, tingkat tinggi yaitu Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama” pungkasnya. (*)