Sekretaris Forum Eksekutif Media Sumbar Kunjungi Kesultanan Ternate

News

Ternate — Agama Islam mulai disebarkan di Ternate pada abad ke-14 dan keluarga kerajaan secara resmi memeluk Islam pada masa pemerintahan Kolano Marhum (1432–1486 M).

Hal ini disampaikan Eri Gusnedi Sekretaris Forum Eksekutif Media (FEM) Provinsi Sumatera Barat setelah berdiskusi panjang lebar dengan Sangaji (setara Gubernur)”ini sebuah penghargaan, berkesempatan duduk bersama dengan SANGAJI Kesultanan Ternate, SANGAJI nama jabatan dalam kesultanan setara dengan Gubernur dalam pemerintahan, sedangkan KAPITA komandan militer yang dilantik oleh Sultan” ucap Eri menirukan apa yang disampaikan Sangaji.

“sehari-hari Sangaji seperti rakyat biasa, berbaur dan menyatu dengan rakyat dan alam” kata Sangaji yang tidak sedang memakai baju kebesaran ini.

Diansir dari Kompas.com Kerajaan Ternate bermula dari keberadaan empat kampung yang masing-masing dikepalai oleh seorang kepala marga atau disebut MomoleEmpat kampung tersebut kemudian sepakat membentuk kerajaan, tetapi kala itu raja dan rakyatnya belum diketahui agamanya.

Sejak zaman dahulu, Ternate dikenal sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga penduduknya telah berhubungan dengan para pedagang dari Arab, Melayu, ataupun ChinaSeiring ramainya aktivitas perdagangan, ancaman dari para perompak pun semakin meresahkan, setelah dilakukan musyawarah, para Momole sepakat menunjuk Momole Ciko sebagai kolano atau raja mereka. Sejak 1257 M, Momole Ciko resmi menjadi raja pertama Kerajaan Ternate dengan gelar Baab Mashur Malamo.

Kerajaan ini terletak di Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara, agama Islam mulai disebarkan di Ternate pada abad ke-14. Sedangkan keluarga kerajaan baru secara resmi memeluk Islam pada masa pemerintahan Kolano Marhum (1432–1486 M).

Kerajaan Ternate berjaya masa kesultanan dipimpin seorang raja yang bernama Sultan Babullah (1570-1583 M) yang berhasil mengusir penjajah Portugis “Sekarang Sultan Ternate ke-49 dipimpin Sultan Hidayatullah Syah bin Mudaffar Syah, yang dinobatkan pada 18 Desember 2021” Sangaji mengakhiri diskusi. (egn)

Spread the love