Prinsip-prinsip dalam Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) dan Ibadah

Kajian Keislaman

Oleh : Yusuf Martua Pasaribu Mahasiswa Semester I Universita Nahdlatul Ulama Provinsi Sumatera Barat (UNU Sumbar)

Prinsip-prinsip dalam Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) meliputi:

  1. Tauhid: Keyakinan akan keesaan Allah dan menolak segala bentuk penyekutuan atau kesamaan dengan-Nya.
  2. Adalah dan Sifat Allah: Mengakui sifat-sifat Allah sebagaimana yang diakui dalam Al-Qur’an dan hadis, tanpa menyalahi makna atau menyerupakan dengan makhluk.
  3. Rukun Iman: Iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir baik atau buruk dari Allah.
  4. Sunnah dan Hadis: Mengambil ajaran dari hadis-hadis yang sahih sebagai sumber hukum Islam selain Al-Qur’an.

5.Qadha’ dan Qadar: Iman kepada takdir Allah, baik yang dianggap baik maupun yang dianggap buruk, sebagai bagian dari iman yang utuh.

  1. Cinta dan Kebencian karena Allah: Menyayangi dan membenci sesuatu atau seseorang karena Allah, yaitu berdasarkan ketaatan atau ketidaktaatan mereka terhadap ajaran agama Islam.
  2. Taubat dan Istighfar: Taubat kepada Allah atas dosa-dosa, dan istighfar (minta ampun) sebagai bentuk kerendahan hati.
  3. Keserupaan dan Perbedaan (Muwazanah): Mencari keseimbangan antara keserupaan dan perbedaan dalam kehidupan sehari-hari.

Prinsip-prinsip ini membentuk landasan aqidah dalam pemahaman Ahlussunnah Wal Jamaah.

Dalam ibadah, Aswaja memiliki prinsip-prinsip yang mencakup berbagai aspek. Berikut adalah beberapa prinsip Aswaja dalam pelaksanaan ibadah:

  1. Kehormatan terhadap Sunnah: Menekankan pentingnya mengikuti dan mempraktikkan sunnah (tradisi) Nabi Muhammad SAW dalam ibadah, termasuk tata cara shalat, puasa, dan ibadah lainnya.
  2. Jamaah (Bersama-sama): Mendorong pelaksanaan ibadah secara berjamaah (bersama-sama), khususnya dalam shalat berjamaah di masjid, untuk memperkuat ikatan komunitas Muslim.
  3. Tawassul: Menggunakan perantara (tawassul) dalam doa dan ibadah, seperti meminta syafa’at para nabi atau wali yang dianggap mendapat berkah dari Allah.
  4. Ikhlas dan Khusyuk: Melaksanakan ibadah dengan ikhlas (niat yang tulus) dan khusyuk (konsentrasi penuh) kepada Allah, tanpa mencari pujian atau pengakuan dari manusia.
  5. Pemahaman yang Benar terhadap Doa: Memahami dan mengamalkan doa-doa dengan pemahaman yang benar, sesuai dengan ajaran Islam, serta menghindari bid’ah (inovasi tidak benar) dalam ibadah.
  6. Taqarrub (Mendekatkan Diri): Menjalankan ibadah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan ketaqwaan.
  7. Hormat terhadap Tempat Ibadah: Menjaga kebersihan dan memberikan penghormatan pada tempat-tempat ibadah, seperti masjid.
  8. Menghormati Waktu Ibadah: Memperhatikan dan menghargai waktu-waktu ibadah, seperti waktu shalat, untuk menunjukkan ketaatan kepada Allah.
  9. Berpegang pada Ajaran Tradisional: Menjaga keutuhan ajaran Islam tradisional dalam pelaksanaan ibadah, tanpa menyimpang ke arah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sahih.
  10. Taubat dan Istighfar: Melibatkan diri dalam praktik taubat dan istighfar secara rutin sebagai bentuk kesadaran akan dosa-dosa dan upaya untuk memperbaiki diri.

Prinsip-prinsip ini mencerminkan cara Aswaja memandang dan mendekati ibadah sebagai bagian integral dari kehidupan Muslim yang berpegang pada ajaran Islam yang sahih dan tradisi yang diwariskan oleh para sahabat Nabi.

Dosen Pembimbing : Kiai Eri Gusnedi, S.Pd.I, MA Dosen UNU Sumbar

Spread the love