Politik ; Antara Amanah dan Taqdir Illahi

HAMTIPP

Oleh : AKMAL HADI,S.HI (Pimpinan Pon. Pes. Ashhabul Yamin Lasi Tuo Kab. Agam)

Salam Takzhiim untuk para Pemilih Cerdas….
Ninik Mamak, Alim Ulama, Bundo Kandung, Pemuda dan Para Remaja yang Kami Muliakan,

Bukan bermaksud untuk menggurui dan mengajari para pemilih, karena dari awal kami telah sampaikan bahwa peserta pemilih yang akan ikut memberikan pilihannya pada Pemilihan Legislatif (Pileg) April 2019 mendatang adalah semuanya Pemilih Cerdas dan Pemilih Adil.

Artinya, ketika predikat cerdas dan adil yang kami tompangkan kepada para pemilih, maka jelas hal ini akan jadi sebuah keniscayaan, bahwa kami tidak akan pernah sangsi (syaak/ragu) terhadap keputusan yang seyogyanya tidak akan pernah berubah.

Bukankah sebuah ta’kit (Penguat) yang harus kita amalkan, ibarat sebuah pengajian, yaa pengajian, minimal sebuah mashadirul ahkaam-nya untuk suatu kaedah, itulah yang disebut dengan alyaqiinu laayutzallu bisy syaak (Keyakinan itu tidak mungkin goyah dengan datangnya suatu keraguan).

Seperti tulisan terdahulu, jika kita menarik sebuah ikhtishoor , kongklusif atau istilah millenial lainnya kongkrit-nya itu apa….ya itulah sebuah “saripati “ yang harus kita ambil, bahwa pemilihan legislatif mendatang bisa disebut bernas dan berkeadilan, apabila semuanya dilakukan dengan etika dan bermartabat.

Tak sedikit terlintas dalam pikiran dan tidak pernah terkhothiir dalam sanubari, bahwa pemilihan mendatang adalah setiap orang memilih kita, bahwa yang pasti duduk di lembaga (maaf yang disebut dengan Lembaga Terhormat) itu adalah kita, kami, dan bahkan saya, tapi tentu saja semuanya berpulang kepada rasa ke-amanah- an dari publik, sekaligus secara vertikal adalah menunggu takdir dari yang MAHA KUASA.

Juga tidak bermaksud untuk mengantarkan sikap pesimis dan putus asa keharibaan Calon Pemilih Cerdas, namun kami tetap istiqomah, setelah sosialisasi diri dan jati diri, setelah promosi untuk memperlihatkan sikap yang ber-empaty kepada para Pemilih Cerdas, maka suatu keharusan langkah-langkah untuk menuju amanah ummat itu kita pulangkan kepada sang PENGUASA sesungguhnya.

Allaah jelaskan dalam kalam suci-NYA, (QS. 3 : 26),
Katakanlah Wahai Muhammad : “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki, Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki, Di tangan Engkaulah segala kebajikan, Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Konsep ini bukan suatu kepasrahan kita kepada sang QODIIR (yang memiliki kekuasaan), melainkan untuk mengingatkan kita akan pentingnya sebuah keyakinan dalam doa setelah melewati masa-masa sosialisasi untuk promosi jati diri.

Tidak banyak yang memahami, bahwa setiap amanah yang dititipkan kepada kita, bahwa itu serta merta adalah sebuah usaha (ikhtiar) kita, tunggu dulu, semuanya itu berdasarkan taqdir dan kehendak-NYA, kita hanya menerima titipan karena amanah rakyat itu juga suatu hal yang disebut secara langsung (vertikal) kehendak Allaah SWT.

Insyaa Allaah, kita jelang amanah umat…
Wallaahu a’laamu bish showaab

Salam Untuk Pemilih Cerdas

LASI, 05 Desember, 2018-12-05

#Pimpinanpondokpesantrenashhabuluaminlasi
#insyaallahanggotaDPRDkabupatenagam
#Coblosnomorurut6

Spread the love