Oleh : Dilla Novitri Mahasiswi Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Barat (NU Sumbar) Semester I
ASWAJA sesungguhnya identik dengan pernyataan Nabi “Ma Ana ‘Alaihi wa Ashabi” seperti yang dijelaskan sendiri oleh Rasululloh SAW dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Ibnu Majah dan Abu Dawud bahwa :”Bani Israil terpecah belah menjadi 72 Golongan dan ummatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan, kesemuanya masuk neraka kecuali satu golongan”.
Kemudian para sahabat bertanya ; “Siapakah mereka itu wahai rasululloh?”, lalu Rosululloh menjawab : “Mereka itu adalah Maa Ana ‘Alaihi wa Ashabi” yakni mereka yang mengikuti apa saja yang aku lakukan dan juga dilakukan oleh para sahabatku.
Aswaja secara etimologi:
Ahlus Sunnah wal-Jama’ah tersusun dari 3 (tiga) kata:
- Ahlun : keluarga, pengikut atau golongan.
- Al-Sunnah : al-thariqah (jalan dan prilaku) baik benar atau keliru.
- Al-Jama’ah : orang-orang yang memelihara kebersaman dan kolektifitas dalam mencapai satu tujuan.
Aswaja secara terminologi:
- Al- Sunnah : Suatu nama untuk cara yang diridhoi dalam agama yang telah ditempuh Nabi saw dan para sahabatnya.
- Al- Jama’ah : Kelompok kaum muslimin dari para pendahulu dari kalangan sahabat, tabi’in dan orang-orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka sampai hari kiamat.
Dengan demikian yang dimaksud dengan Aswaja adalah kaum yang konsisten mengikuti amaliah Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya, tidak mendistorsi ajaran Nabi Muhammad saw. dan tidak mendiskreditkan sebagian sahabat atau seluruh sahabat Nabi.
Pengertian ini dapat diperkuat dengan beberapa hadisth Nabi yang diriwayatkan beberapa perawi dengan redaksi hadisth.
Dosen Mata Kuliah Aswaja : Eri Gusnedi, S. PdI, MA