OLEH: JUNAIDI, SHI., M. Hum
(Dosen FIAI-UNISI, Calon Doktor HK UIN Suska
Ada yang berkata, “Hidup itu cukup mengalir seperti air, mau dibawa ke mana ikuti saja aliran air itu. Kalau ada yang menghadang perjalanan air, biasanya air itu tinggal belok ke mana saja yang memungkinkan mengalir. Entah ke kanan atau ke kiri.” Ada juga yang memahami bahwa hidup itu adalah pilihan.
Hidup senantiasa menawarkan pilihan, entah itu sesuatu yang membahagiakan ataupun menyakitkan, dan semuanya bukan tanpa konsekuensi. Apapun yang kita pilih itulah yang harus kita pertanggungjawabkan. Bahkan ketika kita memilih pun, sebenarnya dengan sadar ataupun tidak sadar telah melakukan pilihan. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam membuat pilihan, karena kalau keliru dalam menentukan pilihan akan mengantarkan kita ke neraka Allah, akan tetapi kalau tepat dalam menentukan pilihan insyaallah akan membawa kita ke surga Allah.
Sebagaimana diketahui ketika seseorang memillih agama yaitu Islam, maka Islam adalah agama yang mengajarkan keseimbangan, bahwa seorang Muslim agar senantiasa sepenuh hati untuk mengejar kebahagiaan di akhirat, akan tetapi juga tidak melupakan kebahagiaan di dunia. Sebab kebahagiaan di dunia adalah nikmat Allah swt untuk hamba-Nya yang pantas untuk dirasakan. Selain itu, Islam juga tidak memaksa manusia untuk memilihnya serta tidak memaksa manusia untuk mematuhi segala perintah dan larangan ajarannya.
Semua itu terserah manusia sendiri, namun dalam ajaran Islam selalu memberikan imbalan bagi seseorang yang melakukan amalan baik serta akan memberikan ganjaran akibat dan juga ampunan dari segala kesalahan manusia. Sungguh luhur ajaran dalam Islam. Sebagaimana dalam firman Allah swt berikut.
“Tidak ada paksaan dalam agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada yang sesat. Oleh karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada bahul tali yang amat kuat dan tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 256)
Memang dalam firman Allah di atas disebutkan, “Tidak ada paksaan dalam agama (Islam). Tapi Allah sudah menjelaskan manakah yang benar dan manakah yang sesat.” Dan seorang Muslim pasti akan memilih jalan yang benar, jalan yang diridai Allah yang akan mengantarkan ke surga, serta menjauhi jalan yang dilarang Allah yang akan mengantarkan kita ke neraka Allah.
Menurut para ulama, ada dua macam pilihan dalam hidup. Yang masing-masing memiliki resiko yang berbeda. Ada yang konsekuensinya bisa mengantarkan kita ke surga Allah, namun ada juga yang akan mengantarkan kita ke neraka Allah.
Pilihan-pilihan yang mengantarkan Kita masuk syurga tentu saja berupa ketaatan manusia kepada Allah. Seorang Muslim yang taat kepada seluruh perintah dan larangan Allah atau dalam artian lain yaitu bertakwa kepada Allah, maka dialah salah satu penghuni surga. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah dalam Alquran sebagai berikut.
“Dan orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 82)
Mereka yang memilih pilihan dengan cara ini, haruslah beriman kepada Allah dan senang berbuat amal saleh. Artinya; mereka rajin beribadah; mereka mencintai Allah dan Rasulullah dengan cara melakukan perintah Allah dan Rasul, dan menjauhi larangan Allah dan RasulNya; beriman kepada Malaikat; beriman kepada kitab Allah dengan meyakini bahwa segala ajaran dalam Alquran adalah benar sepenuhnya; beriman kepada Hari Akhir; serta beriman kepada takdir Allah dengan cara meyakni Qada’ dan Qadar Allah swt.
Di samping beriman kepada seluruh rukun iman, tidak kalah pentingnya adalah berbuat baik kepada sesama, yang ini dikategorikan dengan amal soleh, sebab kita tidak cukup menjaga hubungan dengan Allah saja, tetapi juga harus menjaga hubungan dengan hamba Allah lainnya. Sebagaimana dalam firman Allah dalam Alquran sebagai berikut.
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang teguh kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia.” (QS. Ali Imran: 112).
Nabi Muhammad saw, pernah bersabda, “Setiap umatku akan masuk surga, kecuali yang enggan!” maka sahabat bertanya, “Siapakah yang enggan itu wahai Rasulullah?” Nabi menjawab, “Siapa yang mentaatiku, maka ia masuk surga dan siapa yang tidak taat kepadaku maka ialah yang enggan.” (HR. Bukhari)
Dalam hadist yang lain, Nabi saw bersabda, “Surga itu lebih dekat kepada salah seorang dari kalian dibandingkan dekatnya tali sandalnya terhadapnya, demikian pula dengan neraka.” (HR. Muttafaqun’alaih).
Mari kita kenali sifat-sifat pasangan hidup yang bisa membawa kita ke syurga. Sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam Alquran yang telah diambil intisari maknanya, yaitu: Beriman kepada Allah, dan semua yang wajib diimani; Khusyu’ dalam shalatnya, hatinya hadir dan tubuhnya tenang.
Menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan sia-sia; Menunaikan zakat, sesuai dengan ketentuan Allah; Menjaga kemaluan, kecuali terhadap suami atau istrinya; Memelihara amanah dan memenuhi janjinya, baik kepada Allah maupun kepada hamba Allah lainnya; Memelihara shalatnya dengan sempurna.” (QS. Al-Mu’minun: 1-11)
Kalau semua hal tersebut di atas bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari, itulah karakter pasangan yang bisa membimbing masuk syurga Allah.