RITVone, Kamang Mudiak – Wisata bernuansa Syari’ah menjadi populer di kalangan para wisatawan beberapa tahun belakangan. Tidak sekadar menyediakan destinasi Islami, beberapa Daerah juga menyasar kuliner dan hotel halal.
Karena itulah, Festival Dikia Rabano se Luhak Agam 2018 dapat dijadikan momentun untuk mencanangkan bahwa Sumatera Barat, khususnya Nagari Kamang Mudiak, kini tengah disemarakan dengan kesiapan menyajikan wisata halal atau friendly tourism. Ranah Minangkabau sebagai negeri yang berpenduduk mayoritas muslim makin SERIUS melirik pasar wisata religi sebagai peluang besar.
Demikian disampaikan Ketua Panitia Pelaksana Festival Dikia Rabano se Luhak Agam 2018, Masrul Chaniago, S.Sos, Sutan Radjo Ameh saat menerima kunjungan Silaturahmi Ketua Umum Persemakmuran Pewaris Nusantara, KGPH Eko Gunarto Putro, MM di Surau Suluak Inyiak Cubadak, Kamang Mudiak, Agam, dalam rangka Merangkai Energy Pewaris Nusantara. “Wisata syariah kita masih kalah dengan Thailand dan Malaysia. Padahal penduduk muslim kita lebih banyak dibanding kedua negara tersebut,” tutur Masrul Chaniago.
Menurut Sutan Radjo Ameh, Masjid dengan arsitektur unik, kuliner lezat, pusat fesyen atau situs-situs peninggalan sejarah Islam, dan banyak lagi yang dapat disuguhkan untuk menarik kunjungan wisatawan dari dalam negeri maupun negara berpenduduk muslim lainnya. Seperti di bawah ini ada beberapa destinasi wisata religi yang mulai ramai dikunjungi wisatawan, di antaranya:
1. Surua Suluak Inyiak Cubadak. Adalah satu diantara surau yang ada di Ranah Minang yang masih berperan sebagai Pusat Kegiatan Masyarakat. Tempat belajar Agama, Adat, Seni Budaya, Silat dan tempat pengobatan alternative.
2. Makam Para Syuhada. Di Nagari Kamang Mudiak terdapat Makam para Syuhada, antara lain Makam Keramat Panglima Perang Padri, Tuanku Nan Renceh, Makam Keramat Pimpinan Perang Kamang 1908, Syaikh Abdul Manan, Makam Inyiak Solok, Makam Inyiak Cubadak, MTI Tarusan.
3. Danau Ajaib Tarusan Kamang. Danau ini terbilang unik karena hanya berisi air pada musim-musim tertentu. Suatu waktu terlihat begitu luas, tetapi dalam waktu yang tidak bisa diperkirakan, danau ini bisa berubah menjadi hamparan padang rumput hijau. Saat menjadi danau, di bagian tengahnya ada semacam tumpukan tanah yang tidak dibenami air, yang oleh masyarakat setempat disebut Padang Doto.
4. Panorama alam Nagari Kamang Mudiak demikian elok dipandang masa. Nagari di kaki Bukit Barisan ini mempunyai jalan mengelilingi Nagari dengan pemandangan hamparan sawah dan memandang Bukik Tarapuang, Marapi dan Singgalang bergelut awan.
5. Ngalau Kamang bukan sekadar tempat rekreasi, dengan segala keunikan dan keindahannya tetapi ia merupakan sebuah kebanggaan yang menyimpan sejarah. Ngalau tersebut merupakan markas para pejuang di masa lampau.
“Insya Allah sekali berkunjung ke Nagari Kamang Mudiak, Anda ingin datang kembali. Apalagi jika Anda sempat I’TIKAF agak semalam di Surau Suluak Inyiak Cubadak tentu Anda akan mengalami suatu Wisata Religi yang Luar Biasa,” pungkas Masrul Chaniago, Minggu (08/04).
Selanjutnya Ketua Panpel Dikia Rabano itu Mohon Do’a dan mengajak kita semua untuk berpartisipasi dalam kegiatan Merawat dan mengembangkan Seni Tradisi di Tengah Guncangan Zaman Now.
Bagi para Ikhwan/akhwat dan masyarakat yang ingin berpartisipasi dapat menyalurkan melalui Rekening Panitia Festival Dikia Rabano.
No. Rekening : 5431-01-019713-53-1
Nama : Panpel Festival Dikia Rabano Luhak Agam.
Bank BRI Unit Koto Tangah
Konfirmasi Transfer, contact : Zulmahdi, S.Pd.I, Tuanku Rajo Ameh. HP/WA : 081374200201. (az)