Cara Menyikapi QADAR dan QADHA Allah Menghadapi Wabah COVID-19 ,(Part 8)

HAMTIPP

Oleh Prof.Dr.Salmadanis, M.A

(MELALUI PENDEKATAN IMAN)

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Wahai Pencinta KAJIAN ISLAM dan JAMAAH MAJLIS TA’LIM di mana saja berada.
Dalam beberapa tulisan kedepan saya akan memaparkan KAJIAN ISLAM terkait bagaimana iman kita menyikapi wabah COVID-19 yang saat ini sedang melanda kehidupan manusia dari berbagai aspek di dunia termasuk negara kita Indonesia tercinta.

BERIMAN KEPADA QADAR DAN QADHA ALLAH SWT

BERIMAN KEPADA QADHA DAN KADAR ALLAH SWTINDIKATOR DAN TANDA-TANDA BERIMAN KEPADA QADHA DAN KADAR

Seseorang yang disebut beriman kepada qadha dan kadar Allah Swt terdapat beberapa indikator, yaitu adalah sebagai berikut :

1. Meyakini adanya Sunatullah.

Orang yang beriman kepada qada dan qadar akan memahami bahwa segala sesuatu tercipta dan terjadi dengan ketentuan Allah swt. keteraturan yang ada di alam semesta dipelajari oleh manusia sebagai hukum alam yang merupakan sunatullah. Artinya semua yang terjadi di alam ini tidak ada yang tidak diawali oleh adanya sebab dan sebab itu memunculkan akibat.
Terkait dengan adanya Covid-19 menurut teori tidak mungkin ada begitu saja tanpa didahului oleh sebab. Dalam hal ini beragam pendapat ahli penyebab terjadinya covid-19. Begitu juga beragam pula dampak dari covid-19 dan begitu seterusnya.

2. Melakukan Ikhtiar (pilihan) yang terbaik dalam menentukan sesuatu.

Sesuatu yang kita harapkan tidak akan datang dengan sendirinya, namun harus diusahakan dengan sungguh – sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkn sesuai dengan kemampuannya.
Ikhtiar adalah usaha sungguh – sungguh lahir batin untuk mencapai hasil yang di cita – citakan. Seseorang hanya akan memperoleh hasil sesuai dengan usahanya yang disertai ilmu dan doanya.

3. Bertawakal kepada Allah.

Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah swt. dengan tidak melupakan usaha serta mengharap ridha Allah Swt., setelah manusia berusaha dengan sungguh – sungguh sesuai kemampuan disertai doa, kemudian berserah diri kepada Allah. Tawakal bukan berarti hanya menggantungkan nasib kepada Allah tanpa berikhtiar dan berusaha, akan tetapi menyadari bahwa manusia tidak akan mengandalkan usaha yang seolah – olah hasil jerih payah dan usaha semata, tetapi harus diingat bahwa segala sesuatu yang terjadi tidak terlepas dari kekuasaan Allah Swt.

Rasulullah Saw. Mengajarkan cara bertawakal yang benar, yaitu ketika beliau bersama para sahabat dengan kafilah unta. Setelah tiba pada tujuannya ada di antara sahabat yang bergabung dalam rombongan tersebut turun dari unta dan langsung meninggalkan untanya tanpa diikat. Kemudian Rasulullah Saw. Menegurnya dengan mengingatkan: “Ikatlah untamu dan bertawakallah”(H.R. Ibnu Hatim).

Tanda-tanda orang beriman terhadap qada dan qadar terlihat atau tampak dalam kehidupannya sehari – hari antara lain sebagai berikut:

  1. Selalu berprasangka baik terhadap Allah swt. (berhusnuzan).
  2. Selalu meningkatkan ibadahnya kepada Allah Swt.
  3. Selalu berusaha dan tidak mengenal putus asa.
  4. Bersikap optimis dan berkeyakinan bahwa Allah akan memberikan hasil setiap usaha Hamba-Nya jika mau berusaha dengan sungguh – sungguh.
  5. Bertawakal kepada-Nya.
  6. Memiliki sikap dan rasa qana’ah dan tawadhu’.
  7. Disiplin dalam setiap aktivitas yang dilakukannya. 
  8. Mengikuti umara’ dan ulama sepanjang kepentingan itu mempertimbangkan hajat orang banyak, tampa mengabaikan ibadah kepada Allah Swt.
  9. Selalu dalam posisi amar ma’ruf nahi mungkar, jika dengan cara-cara lemah lembut bisa diterapkan tidak mesti dengan cara-cara yang kasar dan keras dilakukan.

Wahai sahabat2 dan kaum muslimin, Esakanlah ALLAH dengan Beriman kepada QADHA DAN KADAR-NYA.
PAHAMILAH AGAR IMAN KITA TETAP TEGUH DAN UTUH
DARI SALMADANIS PEMBINA STUDI ISLAM DAN MAJLIS TA’LIM SUMBAR.
8

Spread the love