Oleh Prof.Dr.H.Salmadanis,M.A
(MELALUI PENDEKATAN IMAN)
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Wahai Pencinta KAJIAN ISLAM dan JAMAAH MAJLIS TA’LIM di mana saja berada.
Dalam beberapa tulisan kedepan saya akan memaparkan KAJIAN ISLAM terkait bagaimana iman kita menyikapi wabah COVID-19 yang saat ini sedang melanda kehidupan manusia dari berbagai aspek di dunia termasuk negara kita Indonesia tercinta.
BERIMAN KEPADA QADAR DAN QADHA ALLAH SWT
- PENGERTIAN BERIMAN KEPADA QADAR ALLAH SWT.
Menurut Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, Qadar kita tulis dalam bahasa Indonesia dengan KADAR. Kata kadar menurut bahasa yaitu: Masdar (asal kata) dari qadara-yaqdaru-qadaran, dan adakalanya huruf daal-nya disukunkan (qa-dran). Qadar itu sama dengan Qadr, semuanya bentuk jama’nya ialah Aqdaar.
Qadar, menurut istilah ialah: Ketentuan Allah yang berlaku bagi semua makhluk, sesuai dengan ilmu Allah yang telah terdahulu dan dikehendaki oleh hikmah-Nya. Atau Sesuatu yang telah diketahui sebelumnya dan telah tertuliskan, dari apa-apa yang terjadi hingga akhir masa. Dan bahwa Allah Azza wa Jalla telah menentukan ketentuan para makhluk dan hal-hal yang akan terjadi, sebelum diciptakan sejak zaman azali. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mengetahui, bahwa semua itu akan terjadi pada waktu-waktu tertentu sesuai dengan pengetahuan-Nya dan dengan sifat-sifat ter-tentu pula, maka hal itu pun terjadi sesuai dengan apa yang telah ditentukan-Nya. Atau Ilmu Allah.
Menurut Ibnu Faris , Qadara: qaaf, daal dan raa’ adalah ash-sha-hiih yang menunjukkan akhir/puncak segala sesuatu. Maka qadar adalah: akhir/puncak segala sesuatu. Dinyatakan: Qadruhu kadza, yaitu akhirnya. Demikian pula al-qadar, dan qadartusy syai’ aqdi-ruhu, dan aqduruhu dari at-taqdir.”
Menurut ulama Asy’ariah qadar adalah perwujudan kehendak Allah SWT terhadap semua mahkluknya dalam bentuk-bentuk dan batasan-batasan tertentu, baik mengenai zat-zatnya ataupun sipat-sipatnya. Menurut ulama Asy’ariah ini, bahwa hubungan qada dengan qadar merupakan satu kesatuan, karena qada merupakan kehendak Allah SWT, sedangkan qadar merupakan perwujudan dari kehendak itu.
Ada beberapa pengertian Qadar dalam Al-Quran, diantaranya:
a. Qadar dalam arti kekuasaan atau kemampuan
Allah Swt berfirman yang artinya: “Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu menceraikan isteri-isteri kamu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan sebelum kamu menentukan maharnya. Dan hendaklah kamu berikan suatu mut’ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula), yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. Al-Baqarah : 236).
Ayat ini menunjukan kpd kita, bahwa Alla menetapkan sesuatu kpd manusia adalah sesuai dgn kemampuan manusia itu sendiri. Allah tdk akan menetapkan, menentukan sesuatu kpd manusia, kecuali sebatas qadrat dan iradat yg diberikan oleh Allah kpd manusia. Allah tdk dzalim, Allah tdk dendam, Allah tdk jahat kepada ciptaannya. ALLAH MAHA KASIH DAN SAYANG kpd hamba-Nya. Untuk itu Allah beri manusia potensi ( daya ), yaitu akal agar manusia berfikir supya dapat membedakan mana yg cobaan, wabah, mana yg laknat dan azab dan mana pula yg hikmah, mai’zhah, dan ‘ubrah yg kita jadikan pelajaran dalam meng-Esakan-Nya dalam bentuk ketaatan dan keshalehan.
b. Qadar dalam arti ketentuan atau kepastian
Allah Swt berfirman yang artinya: “lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan”(Q.s. Al Mursalat : 23).
Maksud ayat ini adalah manusia tercipta dari air sulbi dab taraib, lalu ditempatkan air itu didalam rahim yg kokoh yang tdk mudah terjatuh. Didalam rahim itu Dia Allah yg menentukan bentuk, sehingga lahirlah manusia yg punya rupa dan berupa- rupa tdk ada satupun manusia yg serupa bentuknya. Sekaligus menentukan nasib, ukuran, ketentuan, rezki, umur dan lain2nya sdh ada ketentuannya.
c. Qadar dalam arti ukuran
Firman Allah yang artinya : “Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.” (Q.S. Ar Ra’d :17).
AllH Swt dengan mengatur serta menentukan suatu menurut batas-batasnya seperti firman yaitu :
Artnya: “Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.” (Q.S. Fussilat : 10).
Ayat memberikan argumen kpd kita bahwa semua yg di alam ini sdh ada ukuran, ketentuan dan batas2nya. Termasuk covid-19 ada ukuran, batas2nya, ada masa terjadinya. Semua itu adalah untuk menyadarkan manusia agar kembali kepada Allah Swt. Camkanlah!!!
Wahai sahabat2 dan kaum muslimin, Esakanlah ALLAH dengan Beriman kepada QADHA DAN KADAR-NYA.
PAHAMILAH AGAR IMAN KITA TETAP TEGUH DAN UTUH
DARI SALMADANIS PEMBINA PUSAT KAJIAN ISLAM DAN MAJLIS TA’LIM SUMBAR.