Oleh Buya Prof.Dr.H.Salmadanis, M.A
(MELALUI PENDEKATAN IMAN)
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Wahai Pencinta KAJIAN ISLAM dan JAMAAH MAJLIS TA’LIM di mana saja berada.
Dalam beberapa tulisan kedepan saya akan memaparkan KAJIAN ISLAM terkait bagaimana iman kita menyikapi wabah COVID-19 yang saat ini sedang melanda kehidupan manusia dari berbagai aspek di dunia termasuk negara kita Indonesia tercinta.
BERIMAN KEPADA QADAR DAN QADHA ALLAH SWT
TINGKAT KEIMANAN TERHADAP QADHA DAN KADAR
Ketahuilah wahai saudara-saudaraku semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua. Bahwa keimanan dengan Qadar dan qadha tidak akan sempurna sampai mempercayai empat tinggkatan berikut ini yaitu :
- Tingkatan ilmu, yaitu keimanan bahwa ilmu Allah itu mencakup segala sesuatu, tidak ada yang tersembunyi sedikitpun apa-apa yang ada di langit maupun di bumi. Dan Allah telah mengetahui semua makhluk-Nya sebelum diciptakan. Mengetahui apa yang mereka lakukan dengan Ilmu-Nya yang masa lampau. Dalil tentang hal ini banyak sekali, diantaranya, firman Allah : “Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang “. Al-Hasyr : 22. Firman lain : “ Bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu “. At-Thalaq : 12.
- Tingkatan Menulis / Menentukan ( Kitabah ) yaitu meyakini bahwa Allah telah menulis ketentuan seluruh makhluk di dalam Lauhul Makhfudz. Dalil akan hal itu adalah, firman Allah : “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah “, Al-Hajj : 70.
Sabda Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam : “ Allah telah menulis ketentuan semua makhluk sebelum menciptakan langit dan bumi lima puluh ribu tahun “. HR. Muslim no : 2653.
- Tingkatan Iradah ( Keinginan ) dan Masyi’ah ( Menghendaki ), yaitu keyakinan bahwa semua yang terjadi di alam ini adalah atas kehendak Allah ta’ala. Tidak ada yang keluar dari Keinginan-Nya sedikitpun juga. Apa yang dikehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki tidak akan terjadi. Dalilnya firman Allah : “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): “Insya Allah “. Al-Kahfi : 23 -24. dan Ayat lainnya : “Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam “. At-Yakwir : 29.
- Tinggakatan menciptakan ( Al-Khalqu ), yaitu keyakian bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu termasuk diantaranya pekerjaan hamba-hamba-Nya. Tidak ada yang terjadi di alam ini kecuali Allah adalah Penciptanya. Dalilnya Firman Allah : “ Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. “. Az-Zumar : 62. dan ayat lain : “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu “. As-Sofaat : 96
Dan sabda Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam : ” Sesungguhnya Allah menciptakan semua pembuat dan pekerjaannnya ” Diriwayatkan oleh Bukhari dalam bab Menciptakan prilaku hamba-hamba ( 25 ) dan Ibnu Abi ‘Asyim dalam Sunnah ( 358 , 257 ) dan diShahehkan oleh Syekh Al-Bany di kitab Shohehnya ( 1637 ).
Syekh Ibnu Sa’di rahimahullah berkata : ” Sesungguhnya Allah sebagaiamana telah menciptakan manusia, Dia juga menciptakan apa yang akan mereka lakukan, dari kemampuan dan keinginannya. Kemudian mereka ( manusia ) akan melakukan berbagai macam pekerjaan. Dari ketaatan dan kemaksiatan dengan kukuatan dan keinginannya masing-masing yang mana dua sifat tersebut ( kekuatan dan keinginan ) adalah ciptaan Allah.
Wahai sahabat-sahabat dan kaum muslimin, Esakanlah ALLAH dengan Beriman kepada QADHA DAN KADAR-NYA.
PAHAMILAH AGAR IMAN KITA TETAP TEGUH DAN UTUH
DARI SALMADANIS PEMBINA STUDI ISLAM DAN MAJLIS TA’LIM SUMBAR.
9