Ranah Minang, Sebuah negeri nan elok sebelah barat nusantara. Dataran rendah di pantai barat dan dataran tinggi vulkanik yang dibentuk oleh Bukit Barisan. Alamnya permai buminya sejuk. Air mengalir di sungai, ombak pun berdebur di tepi pantai. Kaya akan adat dan budaya. Di sinilah bersenyawa Adat, Syara’ dan Kecerdasan Intelektual yang menjadi ciri manusianya.
Begitu ketat, begitu kuat akan adat. Bersuku-suku, bersatu dalam tutur bahasa nan santun. Tempat kelahiran berjuta-juta sastra indah, mengalir dalam darah. Kita boleh bangga dengan masa lalu Minangkabau yang harum semerbak. Namun apa yang kita saksikan sekarang?
Minang itu berada di tengah pergulatan budaya regional dan internasional. Pergulatan itu terus berlangsung dan korban, seperti degradasi moral, kecanduan narkoba, dan berbagai penyakit masyarakat terus berjatuhan.
Seiring perkembangan zaman, adat dan budaya Minangkabau sudah mulai luntur tergerus oleh peradaban modern yang mulai meninggalkan nilai-nilai luhur yang diajarkan secara turun temurun oleh nenek moyang sejak zaman dahulu. Semakin lama ajaran-ajaran tersebut semakin berkurang eksistensinya dalam masyarakat, terutama bagi generasi muda yang secara perlahan muali melupakan budaya mereka sendiri dan bangga hidup dengan budaya barat yang sebenarnya tidak sesuai dengan diri mereka.
Akankah hal ini Kita biarkan berlarut-larut..?Jika hal ini tidak kita sadari bersama dan dibiarkan begitu saja, maka tidak menutup kemungkinan budaya minang akan punah dimakan zaman. Pulang Maklum kepada Beliau-beliau para ‘Ulama Suluah Bendang dalam Nagari serta Beliau-beliau para Niniek Mamak nan Gadang Basa Batuah Payuang Panji Dalam Adat. Wassalam. (az)