Padang — Berbincang keberadaan uluma di Sumatera Barat, tidak akan habis-habisnya, karena dari dulu Ranah Minang terkenal dengan gudang ilmu agama, dari berbagai belahan negeri datang belajar ke Ranah Minang atau yang terkenal dengan sebutan Minangkabau.

Masih banyak ulama di zaman kolonial yang belum banyak dikenal masyarakat saat ini, diantaranya KH. Syekh Umar Khalil, yang namanya diabadikan menjadi nama jalan di kecamatan Kuranji Kota Padang (Jalan Syekh Umar Khalil).

Salah seorang murid KH.Syekh Umar Khalil Buya Hasan Basri Rajo Dihilia, sekarang tinggal di Surau dekat sekolah MIS Perti Kuranji Kota Padang, mengungkapkan bahwa Syekh Umar Khalil pernah belajar dan mengajar di Makkah, “Di zaman dahulu akibat kerusuhan yang terjadi, KH Syeikh Umar Khalil pergi lari ke Makkah,” Ujar Buya Hasan Basri, “kemudian beliau belajar di sana selama 20 tahun, kemudian diminta oleh gurunya mengajar 15 tahun, setelah itu beliau pulang ke kampung halaman, dan menetap di Kuranji Padang.

Menurut Buya Hasan Basri, Syekh Umar Khalil memiliki Surau yang bernama Surau Lurah yang dibangun sebelum Indonesia merdeka, dan KH Syeikh Umar Khalil orang yang pertama kali yang menjadi imam di Surau ini.

“di Surau Lurah ini, tempat orang belajar ilmu agama, dan yang datang itu kebanyakan orang jauh-jauh seperti luar daerah dari Solok, Muaro Labuh, dan banyak juga yang dari daerah Kota Padang seperti dari Koto Tangah, Limau Manih,” katanya.

Makam KH. Syekh Umar Khalil berada tidak jauh dari Mesjid Ahlussunnah wal Jamaah Kuranji Padang, tidak berapa jauh dari Yayasan Syekh Umar Khalil, makan beliau sering diziarahi murid-muridnya. (egn)

————————————-++

Foto Buya Hasan Basri Rajo Dihilia bersama Sekretaris Jenderal (sekjen) Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Alumni MTI dan Pondok Pesantren (HAMTIPP) Eri Gusnedi Pangulu Sutan, Kamis 01/06/2023 di Surau Buya Hasan Basri