Profil Pondok Pesantren Al Hidayah (MTI Muaro Labuah) Solsel

A. MUQADIMAH
Sektor Pendidikan merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengeluarkan bangsa ini dari kemerosotan moral dan nilai nilai pendidikan Sudah menjadi kesadaran bersama dari seluruh elemen bangsa bahwa dampak dari pendidikan yang baik berimplikasi luas terhadap sektor kehidupan lain, seperti politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan, dan sebagainya. oleh sebab itu sudah selayaknya pembangunan dan pengembangan di bidang pendidikan mendapat porsi yang memadai dalam rencana pembangunan Indonesia ke depan.

Pentingnya arti pendidikan itulah yang menjadi motivasi didirikannya Pondok Pesantren Al Hidayah Tarbiyah Islamiah Muara Labuh yang berada di bawah naungan Yayasan Al- hidayah yang mencoba alternative konsep pendidikan bagi masyarakat Sumatera Barat umumnya dan Kabupaten Solok Selatan khususnya, melalui sebuah lembaga pendidikan yang memadukan konsep pendidikan modern dengan konsep pendidikan tradisional yang sarat dengan nilai keislaman pada setiap aspek.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTERN AL HIDAYAH TARBIYAH
ISLAMIAH MUARA LABUH.
Pondok Pesantren Al Hidayah Tarbiyah Islamiah ( PPATI ) Muara Labuh terletak di Jorong Kalampaian Kec. Sungai Pagu Kab. Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat. Berawal setelah Ilyas Yatim( Alm ), Hasyim Ismail ( Alm ), dan Jafar Dt. R. Pendapatan (Alm ) tamatan Madrasah Tarbiyah Islamiah ( MTI ) Candung Bukittingi pada tahun 1935. Timbul hasrat bagi alumni tersebut di atas untuk membangun MTI di Muara Labuh. Hasrat tersebut dilanjutkan dengan mengadakan musyawarah dalam bulan Ramadhan 1354 H/1935 M bertempat di sebuah Surau Kampung Tarandam.

Dalam musyawarah tersebut mendapat kesepakatan untuk medirikan sekolah agama yang diberi nama Madrasah Tarbiyah Islamiah ( MTI ) Muara Labuh. Dan sebagai pengurusnya ditetapkan Ilyas Yatim, Hasyim Ismail, dan Jafar Dt. R. Pendapatan. Kemudian ketiga orang tersebut yang diangkat menjadi pengurus dan berusaha mencari tempat belajar dan usaha mereka itu berhasil, yaitu menyewa rumah Dt. R. Santoso yang terletak di belakang Pasar Muara Labuh sedangkan alat-alat belajar seperti meja, kursi dan yang lainnya berasal dari bantuan masyarakat.

Selanjutnya dimulai menerima murid baru pada Tgl 31 Desember 1936 dan sekaligus ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Tarbiyah Islamiyah Muara Labuh, pada waktu itu MTI mendapat murid Laki laki dan perempuan berjumlah 100 orang dengan tenaga pengajar ( guru ) terdiri dari 4 ( empat ) orang yaitu :

  1. Drs Ilyas Yatim ( Alm )
  2. Hasyim Ismail ( Alm )
  3. Jafar Dt. R. Pendapatan ( Alm )
  4. Rubin Kh. Sampono ( Alm )
    Pada saat orang tersebut di atas, di samping tenaga pengajar sekaligus sebagai pendiri Madrasah Tarbiyah Islamiah Muara Labuh, proses belajar mengajar berjalan lancar sehingga murid murid dalam belajar telah sampai kelas 5 ( Lima ), hal ini terjadi karena ada murid yang masuk kelas 2 ( Dua ) dan Kelas 5 ( Lima ), disebabkan oleh adanya murid pindahan dari MTI Empat Angkat Candung Bukittinggi, MTI Jaho Padang Panjang dan MTI Bengkawas Bukittinggi. Kegiatan belajar mengajar ini dengan memakai kurikulum MTI Candung Bukittinggi.

Kemudian pada Tahun kedua diadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan mengundang penceramah Buya SIRAJUDDIN ABBAS dari Bukittinggi dengan acara yang cukup meriah, sehingga kedatangan buya dapat memberikan semangat masyarakat untuk mencarikan tanah tempat membangun gedung MTI Muara Labuh.

Pada tahun 1940 berkat usaha pendiri MTI tersebut dapatlah sebidang tanah terletak di Kalampaian Kec. Sungai Pagu dengan ukuran seluas 988 M2, kepunyaan HASAN Dt. MAJO LELO ( Alm ) yang dibeli oleh orang tua Hasyim Ismail dan sewaktu beliau membeli tanah terebut beliau sudah berjanji akan mewaqafkan ke MTI Muara Labuh.

Selanjutnya tanah tempat berdiri Ril di peroleh atau dimiliki, maka dalam waktu singkat berkat bantuan wali murid dan masyarakat dengan bergotong royong dapat dibangun gedung MTI tersebut dengan atap Rumbio dan didinding dengan sasak bambu yang dapat menampung murid kelas I s/d VII. Diantaranya ada yang berasal dari Sangir, Sungai Pagu, Pantai Cermin, Pesisir Selatan dan Sebagainya , dengan tenaga pengajar berjumlah 8 Orang diantaranya ada yang berasal dari luar muara labuh seperti Ali Yatim dari Candung Bukittinggi.

Pada Bulan Agustus 1942 diadakan perayaan besar dalam pemberian Ijazah pertama kepada murid berjumlah 23 orang yang diberikan / di baiatkan oleh ulama besar pendiri tarbiyah, beliau yang mulia Syekh H. SULAIMAN ARRASULI yang datang dari Candung Bukittinggi sekaligus pada waktu itu Ustadz ILYAS YATIM diangkat / dilantik menjadi direktur / kepala sekolah menggantikan BUYA HASYIM ISMAIL yang telah meninggal dan juga M. ALI YATIM dilantik untuk menjadi guru dan beliau juga dari Candung Bukittinggi.

Pada bulan oktober 1943 dalam masa penjajahan Jepang, terjadi gempa besar yang berasal dari gunung Merapi dan Gunung Singgalang Solok yang mengakibatkan runtuh total MTI, yang mana pada waktu itu MTI diatap dengan atap Rumbio. Akibat reruntuhan itu 40 orang siswa ada 2 orang guru terhimpit dan terkurung, tapi berkat pertolongan Allah Swt tidak menimbulkan cidera yang berat. Sedangkan pelajar yang lain berada di luar, karena pada waktu itu murid sedang istirahat.

Untuk membangun kembali yang telah runtuh tersebut berdasarkan kesepakatan pimpinan sekolah, guru-guru, orang tua murid dan pelajar diadakan gotong royong sehingga dengan waktu yang tidak terlalu lama gedung MTI berdiri kembali dengan beratapkan hilalang dan kegiatan belajar mengajar segera pula dilaksanakan sebagaimana biasanya.

    Pada tahun 1947  1948 kegiatan pendidikan di MTI terpaksa diistirahatkan disebabkan oleh terjadinya agresi militer Belanda. Guru-guru dan murid turut berjuang menghadapi revolusi kemerdekaan RI, namun pada tahun 1948 itu juga pendidikan diteruskan kembali. Pada tahun 1950 buya Drs. ILYAS YATIM mendapat surat perintah dari Departemen Agama bertugas di Padang diangkat menjadi kepala staf penerangan Agama Kab. Padang Pariaman dan Kodya Padang, kemudian pimpinan MTI dijabat oleh Buya JAFAR Dt.R. Pendapatan. Beliau juga termasuk salah seorang pendiri MTI Muara Labuh.

Pada tahun 1965 buya JAFAR Dt. R.Pendapatan diangkat menjadi hakim agama sampai menjadi ketua pengadilan Agama Muara Labuh dan sampai pensiun. Maka dari tahun 1965 tersebut pimpinan MTI dijabat oleh Buya JAFAR Ch.Majo Lelo termasuk paling lama menjadi direktur MTI yaitu mulai dari tahun 1965 s/d 1984 ( sampai beliau meninggal dunia) lebih kurang 19 Tahun. Dalam masa beliau ini perkembangan MTI cukup baik dan banyak pula melahirkan tokoh ulama serta alumninya banyak menjadi sarjana . di samping itu beliau didampingi oleh wakil kepala yang terkenal sebagai Ulama, Mubaliq, dan berpenampilan rapi sebagai Haji yaitu Buya H. MUHAMMAD ZEIN.

Pada tahun 1984 Buya Jafar Ch. Majo Lelo meninggal dunia, lalu direktur MTI dijabat oleh Buya H. MUHAMMAD ZEIN , pada tahun 1986 berdirilah yayasan di MTI yang diberi nama Yayasan Pondok Pesantren Al Hidayah Tarbiyah Islamiah Muara labuh ( YPPATI ). Bersamaan dengan ini atas nama kesepakatan dari yayasan demi majunya MTI menyesuaikan dengan zaman, maka pimpinan dipindahkan kembali kepada Buya Drs. ILYAS YATIM sebagai pendiri.

Pada tahun1987 Buya Drs. ILYAS YATIM pergi ke Jakarta atas kehendak keluarga dan meninggal di Jakarta, maka pimpina MTI dijabat oleh Ummi Hj. KASBURA AHMAD dan beliau memimpin MTI lebih kurang 7 tahun.

Kemudian pada tahun 1994 diadakan rapat yayasan dan majelis guru dalam rapat tersebut diputuskan struktur pimpinan Madrasah Tarbiyah Islamiyah Muara Labuh yaitu dipindahkan kepada BUYA IMAM MUSLIM , sedangkan Ummi Hj. KASBURA AHMAD dikukuhkan sebagi guru besar / penasihat.
Pada tahun 1995 Buya Imam Muslim mengajukan permohonan secara lisan dan tulisan bahwa beliau tidak sanggup lagi menjadi kepala sekolah dan memohon dipindahkan menjadi guru biasa, berdasarkan permohonan dari buya tersebut, melalui rapat yayasan dan majelis guru yang diselenggarakan pada tanggal 16 Juni 1995 berdasarkan kesepakatan, maka diputuskanlah Drs. MARTIUS.A Kh sebagai Kepala dan Asari Khatib majo Alam sebagai Wakil Kepala dan Buya Muslim Imam dikembalikan menjadi guru biasa dan sebagai guru tua Buya H. BAHARUDIN Dt. Rky Batuah.
Semenjak didirikan sampai sekarang PPATI Muara Labuh telah memiliki Pemimpin / direktur yang memimpin secara berurutan sebagai berikut:

  1. Buya hasyim Ismail 1936 1940 ( Pendiri )
    Buya Drs. Ilyas Yatim 1940 1950 ( Pendiri )
    Buya Jafar Dt. R. Pendapatan 1950 1965 ( Pendiri )
  2. Buya Jafar Ch.Majo Lelo 1965 1984 ( Alumni MTI Candung )
  3. Buya H. Muhammad Zein 1984 1986 ( Alumni MTI Muara labuh )
  4. Buya Drs. Ilyas Yatim 1986 1987 ( Pendiri)
    Ummi Hj. Kasbura Ahmad 1987 1994 ( Alumni MTI muara labuh )
  5. Buya Muslim Imam 1994 1995 ( Alumni MTI Muara labuh )
  6. Drs.Martius,A.KH 1995 2008 (Alumni MTI /S1IAIN IB Padang)
  7. Drs.Marmis.MM 2008 2011 (S1 IAIN IB Padang)
  8. Ofbendri, S.Pd.I 2010 2012(Alumni PPATI/S1IAINIB Padang)
  9. Agusrizal,S.Pd.I 2012- 2017 (Alumni PPATI/STAI YASTISPadang )
  10. Ali Basri,S.HI 2018-Sampai sekarang (S1 IAIN IB Padang)

C. VISI DAN MISI

Visi : Mencetak kader ulama intelektual yang mampu menguasai kitab kuning, dan berbasis
kepada Adat Basandi Syara Syara Basandi Kitabullah.

Misi :

Menjadikan Santri yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT , taat dan rajin mengadakan amal shaleh serta memiliki akhlakul karimah.
Membina santri yang mampu membangun diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa , dan Negara.
Mengkaderkan calon pemimpin agama, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Mendidik santri yang peduli terhadap kehidupan Lingkungan keluarga , masyarakat, bangsa, dan Negara.
Menjadikan santri yang bertanggung jawab, mempunyai disiplin yang tinggi terhadap tingkah laku dan perbuatannya, lahir bathin dunia dan akhirat, menurut ajaran agama islam dan UUD RI 1945.

D. PONDOK PESANTREN AL HIDAYAH TARBIYAH ISLAMIYAH MUARA LABUH
SAAT SEKARANG
Pondok Pesantren Al Hidayah Tarbiyah Islamiyah Muara labuh Kab. Solok Selatan sampai saat ini tetap eksis melaksanakan visi dan misi menyelenggarakan tingkat jenjang pendidikan :

Kurikulum pendidikan yang di gandakan adalah perpaduan kurikulum DepartemenAgama Republik Indonesia dan kurikulum yang dibuat oleh pesantren dengan mengacu kepada surat kesepakatan bersama Menteri Pendidikan Nasional RI dan Menteri Agama RI No : 1/U/KB/ 2000 dan MA / 86/2001. pada sore dan malam ditambah dengan kegiatan pengajian mengajarkan kitab kuning, praktek ibadah, muhadarah dan keterampilan lainnyas.

E. KEADAAN TENAGA PENDIDIK DAN PEGAWAI

Dua orang guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari Kanwil Kementerian Agama Sumatera Barat
Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan Guru 30 orang
Jumlah Pegawai 4 orang ( honorer )
Pengasuh / Pembina Asrama 4 orang
Pegawai Pustaka 1 orang

F. JUMLAH SANTRI / SISWA PPATI MUARA LABUH
No
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
Siswa

L
P

1
Kelas VII
12 Siswa
13 Siswa
25 Siswa

2
Kelas VIII
13 Siswa
4 Siswa
17 Siswa

3
Kelas IX
7 Siswa
0 Siswa
7 Siswa

4
Kelas X
8 Siswa
6 Siswa
14 Siswa

5
Kelas XI
0 Siswa
0 Siswa
0 Siswa

6
Kelas XII
4 Siswa
8 Siswa
12 Siswa

Jumlah
44 Siswa
22 Siswa
75 Siswa

G. SARANA DAN PRASARANA
Gedung belajar 2 ( dua ) lantai dengan jumlah ruangan sebanyak 6 ruang
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Kantor tata usaha
Mushalla
Asrama Putra Rusak Ringan
Asrama Putri
MCK
Meja dan kursi siswa sebanyak74 buah dengan kondisi baik
Meja dan kursi Siswa sebanyak 25 buah Rusak ringan

H. PENUTUP

Pendidikan merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengeluarkan bangsa ini dari kebodohan ,yang mangakibatkan terjadinya krisis moril yang merusak generasi muda. Dampak dari pendidikan yang baik berimplikasi luas terhadap sektor kehidupan lain, seperti politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, sudah selayaknya pembangunan dan pengembangan di bidang pendidikan mendapat porsi yang memadai dalam rencana pembangunan Indonesia kedepan.
Pendidikan memegang peranan penting dalam aspek kehidupan manusia yang menjadi landasan dan motivasi untuk mendirikan sebuah Pondok Pesantren di Muara Labuh. Pondok Pesantren itu bernama Pondok Pesantren Al Hidayah Tarbiyah Islamiah Muara Labuh yang berada di bawah naungan Yayasan Al- Hidayah, melalui sebuah lembaga pendidikan yang memadukan konsep pendidikan modern dengan konsep pendidikan tradisional yang sarat dengan nilai keislaman.
Pondok Pesantren Al Hidayah Tarbiyah Islamiah Muara Labuh telah berdiri sejak zaman penjajahan dan masih eksis sampai sekarang. Walaupun dihadapi dengan berbagai masalah-masalah seperti peperangan dan bencana alam, namun arti penting untuk pendidikan di Muara Labuh ini tetap berjalan berkat dukungnan moril dari berbagai pihak. Agar pendidikan di lembaga ini tetap berjalan sampai sekarang, perlu adanya dukungan berkelanjutan dari pihak-pihak yang benar-benar peduli akan pendidikan.
Demikianlah profil PPATI Kalampaian Muara Labuh ini kami buat agar dapat menjadi pertimbangan bagi semua pihak untuk memberikan bantuan dan perhatian baik berupa moril maupun materil terhadap PPATI kalampaian Muara Labuh. Demi kemajuan perkembangan ke depan.