Oleh: Obral Chaniago/Wartawan

Sijunjung, ritvone — Daerah Kabupaten Sijunjung terdapat kenagarian kenagarian nan hijau dan kaya dengan sumber daya alam baik dari hasil perkebunan karet serta rempah rempahan.
Bukan hanya itu saja potensi lainya hutan kayu milik masyarakat dibeberapa kenagarian merupakan kekayaan kami bagi masyarakat disini, ucap seorang orangtua Murid, Pelajar, Siswa dan atau orangtua dari mahasiswa yang enggan namanya untuk dituliskan ketika dijumpai diperkampungannya di Pulasan, Tanjung Gadang, Rabu (22/7).

Tersebut sebuah Kecamatan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung, dalam Kecamatan Tanjung Gadang disini ada beberapa kenagarian Sibakur, Kenagarian Langki, Kenagarian Pulasan, sebagian ketiga kenagrian ini belum tersentuh dengan Signal Internet yang bisa dipergunakan untuk kuliah, daring, belajar, serta pendidikan daring dimasa pandemic Covid 19 ini.

“Negeri kami nan hijau terletak dikaki bukit barisan diperempatan Pulau Sumatera tak dapat menggunakan Signal Ponsel berbekal jaringan internet”, ungkap seorang bapak dari 3 orang anak ini.

Disini putra-putri kami banyak yang sedang kuliah di berbagai perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta di ibukota propinsi. Namun ketika anak anak kami mau belajar daring harus rela menempuh jarak dari sekian kilometer bahkan ada yang sampai 10 kilometer dari rumah miliknya untuk dapat belajar daring.

“Negeri kami bukan sepi penduduk cukup padat penduduk sesuai level negeri kami. Ribuan jiwa penduduk kami namun jika ingin signal ponsel internet harus datang ke relay mini di Kenagrian Sibakur, Tanjung Gadang”, katanya.

Lanjutnya, disini relay mini untuk dapat signal internet milik Walinagari untuk mendapatkan jaringan internet masyarakat harus membayar mahal.

“Kasihan dengan anak anak kami, ada yang sekolah di SLTA, SMP dan Sekolah Dasar”, terangnya.

Bapak dari tiga orang anak ini mengakui merindukan sekali dapat jaringan internet di negerinya.

Jika jaringan internet telah dapat signal diperkampungan kami alangkah indahnya kami sebagai orangtua memandangi anak anak belajar daring dari rumah sendiri dan tak ngumpul lagi di lokasi yang dapat signal internet yang sangat jauh dari perkampungan kami.

Secara ekonomi kehidupan kami cukup mapan untuk membiayai putra-putri kami ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Dikampung kami listrik dari sumber api PLN telah puluhan tahun menyala terang benderang. Tetapi teramat disayangkan Signal Internet tak kami dapatkan, ulasnya.

Kemudian, dari sekilas info yang penulis dapatkan informasi berikutnya. Ternyata, masih ada keluhan dari orangtua siswa yang putra-putrinya belajar daring harus pula rela keluar rumah yang berjarak sekian kilometer. Penulis juga bertandang ke negeri yang indah itu.
Disini tersebutlah sebuah Kenagarian Buluh Kasok, Lubuk Torok, masih dalam Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat tak dapat Signal Internet.

Kenagarian Buluh Kasok, Lubuk Torok, juga terletak dikaki bukit barisan arah timur dari Kecamatan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung.

Kenagarian Buluh Kasok, Lubuk Torok Kaya dengan hasil perkebunan Pinang. Serta karet, Sawit, Coklat, dan hutan kayu milik masyarakat.
Kayu manis bagaikan hutan nan hijau di negeri ini tapi juga tak dapat Signal Internet.

Pemkab Sijunjung seperti alfa apa yang dibutuhkan putra-putri bagi negeri Buluh Kasok ini.

Masa pandemic corona Virus Covid 19 terurus secara protokol kesehatan namun signal internet alfa untuk diwujudkan.

Sekaitan itu penulis dapat menjabangi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sijunjung Ramler diruang kerjanya Rabu (22/7).

Menurut Ramler mengakui masih banyak kenagarian yang belum dapat Signal Internet diwilayah kerjanya sebagai kepala dinas pendidikan.

Namun Ramler memberikan solusi anak didik belajar daring dari bebeberap sekolah yang dapat signal internet yang terdekat.

Hal ini sesuai pengamatan penulis belajar daring dari pusat sekolah yang dapat signal bukanlah hal yang tepat.

Bagaimana kata Ramler menjawab konfirmasi, “belajar dari beberapa sekolah yang dipusatkan merupakan solusi cepat untuk saat masa pandemic Covid 19”, tuturnya.

Kata, Zona Kuning daerah Kabupaten Sijunjung meluncur pelan dari mulut Kadis Pendidikan Kabupaten Sijjunjung, Ramler.

Program pendidikan belajar 9 tahun harus terurus secara mksimal oleh jabatan yang pangku Ramler sekarang ini sebagai kepala dinas pendidikan terpatri dalam sanubarinya.

“Apa pun alasannya, putra-puteri di Kabupaten harus dapat belajar daring”, pungkasnya.**Obral Chaniago.