Oleh: Prof.Dr.H.Salmadanis, M.A

(MELALUI PENDEKATAN IMAN)

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Wahai Pencinta KAJIAN ISLAM dan JAMAAH MAJLIS TA’LIM di mana saja berada.
Dalam beberapa tulisan kedepan saya akan memaparkan KAJIAN ISLAM terkait bagaimana iman kita menyikapi wabah COVID-19 yang saat ini sedang melanda kehidupan manusia dari berbagai aspek di dunia termasuk negara kita Indonesia tercinta.

BERIMAN KEPADA QADAR DAN QADHA ALLAH SWT

  1. PENGERTIAN SECARA UMUM BERIMAN KEPADA QADHA DAN QADAR ALLAH SWT

Iman kepada Allah termasuk juga meyakini bahwa Allah itu Maha Besar. Dan Allah Maha Besar meliputi kebesaran anugerah dan kasih sayang Nya kepada makhlukNya.

Keyakinan dan Kebesaran Allah membuat kita merasa rendah dan tidak merasa pantas menyombongkan diri. Karena yang pantas menyombongkan diri hanyalah Allah. Kesombongan akan menyebabkan kita tergelincir dalam jurang kehinaan.

Silih bergantinya antara siang dan malam, senang dan susah, keberhasilan dan kerugian, kaya dan miskin, bala’, wabah, kekejian dan kemungkaran. Ini adalah menandakan adanya yang mengatur yaitu Kehendak Sang Pencipta (al-Khaliq) yang Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.

Dengan memperhatikan kepada peristiwa di atas, sudah barang tentu tidak terlepas dari qada dan qadar Allah SWT. yang terjadi kepada semua makhluk di alam semesta ini. Dengan segala kesempurnaan-Nya pula, Allah SWT. Berhak, berkehendak, menentukan ataupun memutuskan apa yang akan terjadi terhadap makhluk-Nya itu, dan semua itu sudah ada dalam tanzizi qadimnya Allah dalam lauhil mahfudz Nya. Segala sesuatu yang Allah berikan pada kita, kita tak bisa menolak dan memungkirinya, karna itu percaya kepada qada dan qadar adalah bukti iman kita kepada Allah Swt.

Beriman kepada Qadha dan kadar merupakan Rukun Iman yang ke enam yang harus di yakini dan di imani. Iman kepada qada dan qadar berarti meyakini dan mempercayai dengan sepenuh hati bahwa segala yang ada di dunia ini terjadi menurut kekuasaan dan kehendak Allah SWT, sesuai aturan ciptaan Nya.

Jika pemahaman terhadap rukun Islam yang ke enam tidak hati-hati, tidak dilandasi dengan iman, serta ilmu yang benar, hal tersebut dapat menjerumuskan manusia kepada sikap yang salah.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah, para malaikatnya, kitab-kitabnya, para Rasulnya, hari akhirat, dan engkau percaya kepada qadar yang baiknya ataupun yang buruk”. (H.R. Muslim).

Qadha berasal dari bahasa Qadha-yaqdhi-qadha’an yang berarti memutuskan perkara dengan ucapan atau perbuatan.

Qadha, menurut bahasa ialah: Hukum, ciptaan, kepastian.

Penjelasannya adalah :
Asal maknanya adalah Memutuskan, memisahkan, menentukan sesuatu, mengukuhkannya, menjalankannya dan menyelesaikannya. Maknanya adalah mencipta.

Sedangkan menurut istilah, Qadha berarti putusan Allah tentang suatu perkara sejak zaman azali (zaman sebelum adanya alam ini).

Menurut Ulama Asy’ariah, yang di pelopori oleh Abu Hasan Al Asy’Ari (wafat di Basrah Tahun 330 H), berpendapat bahwa qada ialah kehendak Allah SWT mengenai segala hal dan keadaan, kebaikan dan keburukan, yang sesuai dengan apa yang akan di ciptakan dan tidak akan berubah-ubah sampai terwujudnya kehendak tersebut. Qada bersifat Qadim (lebih dulu ada) sedangkan qadar bersifat hadis (baru).

Dalam Al-Quran banyak terdapat arti kata qadha, Ada beberapa pengertian Qadha dalam Al-Quran, diantaranya:

a. Qada dalam arti Hukum atau Keputusan
Allah berfirman seperti dalam  Q.S. An-Nisa ayat 65:
Artinya:  “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (Q.S. An-Nisa : 65).

b.  Qada dalam arti perintah.
Allah berfirman yang artinya:  “Dan Tuhanmu telahmemerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra :23).

c. Qada dalam arti kehendak.
Allah berfirman yang artinya:  “Maryam berkata: “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun.” Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendakmenetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah”, lalu jadilah dia.” (QS. Ali Imran : 47).

d. Qada dalam arti mewujudkan atau menjadikan sesuatu

Firman Allah Swt yang artinya:  “Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Fusillat : 12).


Wahai sahabat2 dan kaum muslimin, Esakanlah ALLAH dengan Beriman kepada QADHA DAN KADAR-NYA.
PAHAMILAH AGAR IMAN KITA TETAP TEGUH DAN UTUH
DARI SALMADANIS PEMBINA STUDI ISLAM DAN MAJLIS TA’LIM SUMBAR.