Oleh : KH Aby Muhammad Zamri Tuanku Kayo Khalifatullah
Saudaraku… Mungkin Anda Pernah merasakan hidup begitu suntuk, jenuh dan membosankan? Itu manusiawi. Tak usah dipungkiri. Saya juga kadang merasakannya, tetapi jangan sampai larut dalam belenggunya. Hidup adalah perputaran. Ibarat roda pedati; kadang kita merasakan kebahagiaan, namun tak jarang kita dirundung duka, penyakit, kesulitan dan kesusahan.
Karena itu, jangan biarkan diri kita dicengkram kegelisahan dan kesulitan. Segeralah MENEPI sejenak. Tinggalkan segala kerumitan dan kejenuhan itu, pergilah ke Masjid. Kita perlu SUASANA BARU yang kondusif untuk menata ulang kehidupan agar tidak TERPERANGKAP kesuntukan dan kebosanan serta berbagai masalah dan problema kehidupan itu.
Nah, Cara terbaik untuk menata ulang kehidupan adalah melalui I’tikaf. I’tikaf penting untuk mengimbangi daya tarik dunia yang sedemikian merasuk ke dalam jiwa dan pikiran kita selama ini. I’TIKAF adalah sarana terbaik untuk mendekatkan diri pada Allah. Datanglah ke rumah Allah menyerahkan diri dan segala penyakit serta berbagai kesulitan sepenuhnya. Diiringi dengan meningkatkan kualitas ibadah dan memperbanyak zikir kepada-Nya.
I’tikaf itu memiliki kekuatan dahsyat. Tidak bisa diceritakan dan hanya bisa dirasakan. Mereka yang selama I’tikaf, ISTIQAMAH berubudiyah kepada-Nya dan selalu mengekalkan zikir serta terus menerus menjaga hatinya agar tidak dikotori dengan sifat-sifat tercela, Insya Allah akan di Karunia-Nya rasa MURAQABAH. Yakni, RASA selalu berada dalam pengawasan Allah (muraqabatullah). Sehingga ia akan aktif mengawasi dan mengontrol dirinya karena ia sadar senantiasa berada dalam pengawasan Allah SWT.
MURAQABAH akan melahirkan MA’IYATULLAH (kesertaan Allah) dalam diri, contohnya; Ketika Abu Bakar r. a cemas musuh akan mengetahui keberadaan Nabi SAW dan menangkapnya. Rasulullah SAW berkata kepada sahabatnya tersebut, tatkala mereka berdua berada di dalam gua, “Ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, ‘Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS At Taubah: 40)
Dengan demikian, mereka yang sudah mencapai MA’IYATULLAH, tentu akan merasakan KETENANGAN dan KEDAMAIAN. Dia senantiasa merasa dekat dengan Allah dan YAQIN bahwa Allah menyertainya dalam segala segala situasi dan kondisi, dimanapun dia berada. Sehingga hidupnya menjadi lebih HIDUP. Losta Masta.!